Para penyelenggara demonstrasi mengatakan relawan seperti Tony mengelola sejumlah grup Telegram yang menggerakkan protes Hong Kong dan menjadikannya sebagai sebuah kampanye pembangkang sipil.
Mereka mengatakan lebih dari dua juta orang turun ke jalan dalam beberap minggu terakhir untuk menyatakan perlawanan terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi kontroversial.
Hong Kong mengalami serangkaian unjuk rasa massal menentang usulan RUU, yang para pengecemanya khawatir peraturan ini dapat mengakhiri kemandirian peradilan di Hong Kong.
Banyak desakan berunjuk rasa dilakukan secara anonim pada papan pesan dan grup chat lewat app pesan terenkripsi.
Sejumlah kelompok memiliki sampai 70.000 pemakai aktif yang berarti mewakili 1% Hong Kong. Banyak orang memberikan laporan pandangan pertama atau perkembangan keadaan terbaru terkait dengan unjuk rasa, sementara yang lainnya memberikan informasi tentang kegiatan polisi.
Terdapat juga kelompok yang lebih kecil terdri dari pengacara dan regu penyelamat darurat dan medis. Mereka memberikan masukan hukum dan memberikan berbagai jenis pasokan kepada demonstran di garis depan.
Para pengunjuk rasa mengatakan koordinasi di Internet memberikan cara yang lebih cepat dan mudah bagi penyebaran informasi.
Group chat juga memungkinkan para partisipan memberikan suara - pada saat itu juga - utnnuk menentukan langkah selanjutnya.
"Hal ini cenderung berguna ketika pilihannya hanya beberapa, App ini juga berguna ketika keadaan memerlukan pemilihan suara hitam dan putih" kata Tony.
Pada malam hari tanggal 21 juni , hampir 4.000 pengunjuk rasa memberikan suara di grup Telegram untuk menentukan apakah para demonstran pulang pada malam itu atau melanjutkan protes di luar markas Polisi Hong Kong.
Hanya 39% yang memberikan suara ke pos polisi - tetapi pengepungan selama enam jam terus berlanjut. App dan layanan lain juga membantu para pengunjuk rasa untuk mengorganisir aksi mereka.
Di tempat umum , poster dan spanduk tentang aksi selanjutnya di sebarkan lewat Airdrop, yang memungkinkan orang untuk berbagi dokumen dengan iPhone dan iPad terdekat secara cepat tanpa sambungan kabel.
Minggu ini ,kelompok pegiat anonim menghimpun lebih dari setenah juta dolar lewat situs crowdfunding. Mereka berencana menempatkan iklan pada surat kabar International guna mendesak perundingan RUU ekstradisi Hong Kong pada KTT G20.
Para pengunjuk rasa mengatakan teknologi menciptakan gerakan demonstrasi tanpa pemimpin ini.
"Masalah yang lebih mendalam adalah bahwa ini merupakan hasil dari ketidakpercayaan terhadap para pejabat: kata Profesor Edmund Cheng, dari Hong Kong Baptist University.
"Kebanyakan pemimpin unjuk rasa Gerakan Payung dihukum dan dipenjara" katanya, mengacu kepada protes pro-demokrasi tahun 2014.
Pada bulan April tahun ini , sembilan pemimpin demonstrasi dinyatakan bersalah karena mengajak orang untuk melakukan gangguan ketertiban umum.
"Terdapat sejumlah dakwaan yang dapat diajukan jika Anda ikut serta gerakan atau protes yang jelas jelas terorganisir" kata Tony.
Sebagian besar pengunjuk rasa Hong Kong bahkan sampai berusaha tidak meninggalkan jejak digital.
"Kami hanya menggunakan uang kontan, kami bahkan tidak menggunakan ATM saat demonstrasi" kata Johnny salah satu peserta yang ikut serta demonstrasi bersama rekannya.
Dia menggunakan telepon genggam lama dan kartu SIM baru setiap kali berunjuk rasa.
Admin kelompok lainnya yang tidak ingin namanya sebut karena khawatir akan di hukum.
"Sebagian dari kami memiliki atau empat telepon, sebuah iPad dan laptop. Satu orang dapat menggunakan lima atau enam akun. Orang tidak akan mengetahui apakah mereka orang yang sama atau beberapa yang menggunakan satu akun,"
Tony meyakini pengambilan leputusan lewat pemungutan suara kelompok telah melindungi ornag dari pengenann dakwaan.
Dia memandang admin kelompok chat tidak mendukung partai Politik dan tidak dapat mengontrol posting para anggota di kelompoknya.
"Pemeberinth tidak akan menangkap setiap partisipan gerakan ini. Hal itu tidak mungkin dilakukan."
Tetapi dia menyadari penegakan hukum memungkinkan akan melakukan cara lain.
"Mereka memiliki sasaran orang yang berpengaruh atu pemimpin pembentuk opini dna menjadikan mereka sebagai contoh untuk mencegah orang lain berpartisipasi."
Pada tanggal 12 Juni , satu admin kelompok di Telegram ditangkap karena diduga bersekongkol dengan berbagai pihak lain untuk menggebrek Kompleks Badan Legislatif Hong Kong dna membarikade sejumlah jalan di sekitarnya.
"Mereka menginginkan pihak-pihak lain mengetahui bahwa meskipun Anda bersembungi di internet mereka kemungkinan tetap akan menangkap Anda di rumah Anda" kata Bond Ng, seorang pengacara Hong Kong yang membela sejumlah pengunjuk rasa yang ditahan
Bagaimana Apikasi Daring Gerakkan Demo Besar 'Tanpa Pemimpin' di Hong Kong.
0 Response to "Bagaimana Apikasi Daring Gerakkan Demo Besar 'Tanpa Pemimpin' di Hong Kong."
Post a Comment